 |
Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, dan Wakil Bupati Jepara Subroto |
Panggung politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 di
Jepara mulai memanas. Peristiwa penting yang dianggap kental dengan
nuansa politis adalah terseretnya Bupati Jepara Ahmad Marzuqi ke kasus
hukum dengan ditetapkannya sebagai tersangka kasus korupsi Dana Bantuan
Politik (Banpol) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2012-2013, terlepas
dari perdebatan resmi tidaknya penetapan tersebut.
Penetapan
tersangka orang nomer satu di Jepara itu dikait-kaitkan dengan upaya
politis. Tuduhan itu mengarah pada wakilnya sendiri di pucuk pimpinan
daerah, yakni Wakil Bupati Jepara, Subroto. Salah satu alasan dari
tuduhan itu mengarah pada Subroto adalah adanya iātikat besar seorang
Subroto untuk maju di Pilkada 2017 mendatang. Sementara berdasarkan
survei, elektabilitas Marzuqi masih lumayan tinggi di mata masyarakat
Jepara. Meski selama Marzuqi memegang tampuk pemerintahan selama lima
tahun, banyak yang menilai tak banyak perubahan berarti di Bumi Kartini.
Massa
pendukung Marzuqi sempat marah, dan melakukan demonstrasi di depan
Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) dan kantor Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Jepara. Puluhan spanduk yang berisi kritikan terhadap Subroto
diarak oleh massa sambil meneriakkan Marzuqi tak bersalah.
Subroto
merupakan adik kandung Jaksa Agung HM Prasetyo. Dalam hal ini dirinya
dituduh (oleh pendukung Marzuqi) telah memanfaatkan kakak kandungnya
untuk menyerang Marzuqi. Dia kemudian memanfaatkan kasus Marzuqi yang
sudah terpendam sebagai senjata ampuh mencekal lawan politiknya. Sebab,
pada Pilkada 2017 nanti Marzuqi masih berniat melanjutkan tampuk
kepemimpinannya. Ini dibuktikan ketika PDI Perjuangan membuka
pendaftaran bakal calon bupati Maszuqi tercatat sebagai pendaftar dan
mengikuti fit and proper test yang dilaksanakan PDI P.
Secara
Politis, jika benar penetapan Marzuki sebagai tersangka karena serangan
Subroto, banyak kalangan menilai Subroto telah salah langkah. Cara
seperti itu memang berpotensi menggagalkan Marzuqi untuk nyalon. Namun,
di sisi lain Subroto tak jauh berbeda dengan orang orang yang sedang
asik main game lalu ada nyamuk menggigit pipinya. Ia menampar kencang
pipinya sendiri dengan maksud membunuh nyamuk. Sayangnya, nyamuk yang
hendak dibunuh itu belum mati. Dia kemudian merasa menyesal pipinya
sudah terlanjut sakit.
Apa yang dilakukan Subroto memang
membuat Marzuqi was was. Namun, di sisi yang lain Subroto telah sedikit
merusak citra yang selama ini berusaha sudah dibangun susah payah dari
sosok bergelar doktor itu. Demosntasi yang terjadi beberapa waktu lalu
setidaknya ikut menyumbang citra buruk Subroto di mata publik. Meski
keterlibatannya dalam kasus penetapan Marzuqi sebagai tersangka masih
sebatas "dugaan".
Karena sudah terlanjur basah Marzuqi, yang
juga dikenal seorang penceramah itu tentu tidak akan tinggal diam. Dia
akan berusaha sekuat tenaga agar lepas dari status tersangka kemudian
memberikan perlawanan melalui elektabilitas yang saat ini masih
dimiliki. Apalagi Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah yang
memproses kasus hukum Marzuqi hingga saat ini belum berani terus terang
berkaitan penetapan Marzuqi sebagai tersangka korupsi kasus banpol, dan
dengan bahasa elegan dikeluarkan yakni sedang 'dievaluasi'.
Antara Subroto dan Marzuqi
Melihat
fenomena yang terjadi belakangan ini, publik tentu semakin penasaran
dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Bagi yang sudah sejak awal
mendukung Subroto situasi politik seperti ini tentu tak akan membuat
mereka goyah. Sebaliknya jika benar penetapan tersangka pada diri
Marzuqi bermuatan politis, maka akan memacu semangat mereka untuk
menggalang dukungan yang sebanyak-banyak. Mereka tidak akan tinggal diam
meski, disatu sisi, nasi telah dianggap telah dianggap menjadi bubur.
Dalam pertarungan politik banyak cara bisa dilakukan asal endingnya
adalah menang.
Sementara bagi pendukung Marzuqi akan
menjadikan momentum ini untuk semakin merusak citra lawan politiknya
yang satu ini. Senjata yang mungkin dianggap paling ampuh dalam
menyerang adalah kampanye hitam (black kampanye). Citra negatif akan
disebar pada masyarakat luas. Entah sebagai orang yang inginkan
kekuasaan ataupun orang yang mentang-mentang punya jaksa agung bisa
lantas bersikap sewenang-wenang. Belum lagi ditambah dengan kasus hukum
yang juga berpotensi menjerat Subroto sebagaimana yang diucapkan oleh
pendukung Marzuqi saat melakukan demonstrasi.
Selain Marzuqi
dan Subroto belakangan yang mulai santer maju di Pilkada 2017 adalah
Samsul dan Mayadina. Meski wajah mereka di hadapan publik cukup baru
(Pendatang di kancang politik), pasangan bakal calon dari jalur
independen ini tak boleh dipandang sebelah mata. Mereka mulai siap-siap
dengan membuka sejumlah pos pemenangan.
Marzuqi, menjelang
Pilkada 2017 ini semakin mendapatkan simpati dari masyarakat terutama
pendukungnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Jepara, meski
sebelumnya Marzuqi menyatakan tak akan mencalonkan diri. Kondisi ini
bisa jadi sangat menguntungkan bagi Marzuqi, karena -dalam bahasa yang
kerap dia gunakan- mungkin saja ketiban berkah dengan memanfaatkan
situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan Subroto, kini harus menyusun dan
menguatkan strategi untuk mengembalikan citra baiknya, agar mampu
menguatkan persaingan di panggung politik Jepara.
Yups,
Pilkada 2017 di Jepara masih menyimpan banyak misteri. Kita akan
sama-sama menyaksikan misteri itu terungkap dalam waktu dekat. Mari jadi
penonton yang bermartabat demi Pilkada Jepara yang berintegritas. (Redaksi) (sumber : klikfakta.com)